Bisnis.com, JAKARTA – Perang Rusia vs Ukraina memasuki hari ke-318. Ukraina mengklaim bahwa Rusia tengah memusatkan pasukannya untuk melakukan tindakan ofensif.
Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak mengatakan bahwa pasukan Rusia saat ini sedang memusatkan kelompoknya untuk melakukan tindakan ofensif. Selain itu, Yermak menyampaikan bahwa pemerintah Ukraina akan mengadakan pertemuan mingguan, baik dengan mitra asing maupun langsung dengan pihak militer.
"Sangat penting bagi kami bahwa Anda, sebagai teman dan mitra kami, tidak hanya mengetahui apa yang terjadi di medan perang, di garis depan. Penting bagi Anda untuk menerima informasi terbaru tentang kebutuhan kami dan rencana kami, operasi masa depan. Dan kami akan melanjutkan pekerjaan ini," kata Yermak.
Sebelumnya, perwakilan dari Direktorat Utama Intelijen Kementerian Pertahanan, Vadym Skibitsky, mengatakan bahwa Rusia sedang bersiap untuk memobilisasi hingga 500.000 wajib militer pada bulan Januari selain 300.000 yang dari pasukan yang dipanggil pada bulan Oktober lalu.
Dilansir dari The Guardian pada Sabtu (7/1/2023), Vadym Skibitsky mengatakan bahwa Ukraina sangat yakin bila wajib militer akan menjadi bagian dari serangkaian serangan Rusia selama musim semi dan musim panas di timur dan selatan negara itu.
Menanggapi Ukraina, Rusia secara tegas membantah tudingan bahwa pihaknya sedang mempersiapkan gelombang kedua mobilisasi. Tak hanya itu, Putin mengatakan bahwa tidak ada gunanya Ukraina membahas tentang rencana panggilan baru militernya. Putin mengklaim bahwa hanya setengah dari pasukan yang sudah dimobilisasi yang telah dikirim ke Ukraina.
Baca Juga
Para pejabat Rusia, termasuk Putin, sebelumnya menolak rencana untuk memerintahkan mobilisasi, sebelum akhirnya mengumumkan mobilisasi sebagian pada bulan September .
Intelijen militer Ukraina mengatakan 280.000 pasukan darat Rusia saat ini dikerahkan untuk melawan Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpesan kepada seluruh warganya untuk selalu waspada akan risiko serangan kejam yang digencarkan Rusia di liburan Natal. Zelensky mewanti-wanti warganya agar selalu sigap terhadap setiap sinyal peringatan udara yang disampaikan oleh pasukan militer Ukraina.
"Harap ingat kejahatan apa yang melawan kita. Perhatikan sinyal serangan udara, dan terutama selama liburan ini. Pejuang pertahanan udara kami akan melakukan segala kemungkinan. Tapi tolong bantu mereka dengan menjaga keselamatan Anda," katanya.
Selain itu, Volodymyr Zelensky juga berusaha menenangkan warganya agar tetap optimistis di tengah kondisi perang. Zelensky menjelaskan bahwa tentara Ukraina akan memiliki lebih banyak senjata. Oleh karena itu, masyarakat Ukraina diminta untuk selalu yakin bahwa negara mereka dapat mengakhiri perang dengan baik.
Rangkuman perang Rusia vs Ukraina hari ke-318:
– AS sediakan paket bantuan senjata baru
"AS akan memberikan paket bantuan senjata baru untuk Ukraina dan tetangganya senilai lebih dari $3,75 miliar (£3,1 miliar)," sebut Gedung Putih.
Bantuan AS ini termasuk bantuan beberapa lusin kendaraan tempur Bradley. Paket bantuan juga termasuk penarikan $2,85 miliar dari saham Pentagon yang akan dikirim langsung ke Ukraina dan $225 juta dalam pembiayaan militer asing untuk membangun kapasitas jangka panjang dan mendukung modernisasi militer Ukraina.
– Zelensky tolak perintah gencatan senjata Rusia
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menolak proposal gencatan senjata Rusia. Selain itu, banyak pengamat yang berspekulasi bahwa hal ini bertujuan untuk mengizinkan tentara Rusia beristirahat.
Zelensky mengklaim tujuannya adalah untuk menghentikan kemajuan pasukan Ukraina di Donetsk dan wilayah Donbas timur yang lebih luas dan membawa lebih banyak pasukan Moskow.
– Ukraina dipenuhi peringatan serangan udara selepas seruan gencatan senjata
Peringatan serangan udara terdengar di seluruh wilayah Ukraina dalam waktu beberapa jam setelah Rusia menyerukan gencatan senjata. Sementara itu, tdak ada laporan khusus terkait serangan terhadap Ukraina. Peringatan itu diduga dipicu oleh peluncuran jet tempur MiG-31K di Belarusia.
– Rusia lakukan serangan baru sebelum usulkan gencatan senjata
Beberapa jam sebelum gencatan senjata yang diumumkan Moskow mulai berlaku, pasukan Rusia terus melancarkan serangan baru di kota-kota Ukraina. Berdasarkan keterangan dari Wakil Kepala Kantor Kepresidenan Kyrylo Tymoshenko, peluru Rusia menghantam kota Kramatorsk di wilayah Donetsk timur Ukraina pada Jumat pagi (6/1/2023).
Walikota Kramatorsk Oleksandr Honcharenko memperingatkan kota itu diserang dan dia mendesak warganya untuk tetap tinggal di tempat penampungan. Empat belas rumah dilaporkan rusak setelah roket menghantam bangunan tempat tinggal.
– Rusia tembaki pemadam kebakaran Kherson
"Di kota Kherson, Ukraina selatan, pasukan Rusia menembaki sebuah pemadam kebakaran pada Jumat pagi sebelum gencatan senjata mulai berlaku," kata gubernur Kherson.
Selain itu, seorang pekerja penyelamat dikabarkan tewas dan empat lainnya terluka. Media setempat juga melaporkan bahwa mereka mendengar penembakan keluar dan masuk di sekitar kota garis depan Bakhmut di Ukraina timur.
– Rusia tuduh Ukraina serang militernya
Di wilayah Donetsk yang diduduki, kementerian pertahanan Rusia menuduh pasukan Ukraina menembaki posisi militernya tepat saat gencatan senjata sementara yang diumumkan oleh Moskow mulai berlaku.
Kantor berita yang dikelola negara Tass melaporkan bahwa pejabat yang dipasang Moskow di Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang memproklamirkan diri menulis di saluran Telegram bahwa enam peluru kaliber 155 mm ditembakkan dari senapan artileri NATO 155 mm.
– Warga di wilayah pendudukan diminta tidak hadiri kebaktian Natal Ortodoks
Wakil perdana menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk, telah memperingatkan penduduk di wilayah pendudukan untuk tidak menghadiri kebaktian gereja pada Natal Ortodoks.
Dia mengatakan bahwa Rusia memiliki rencana untuk meluncurkan serangan teroris di gereja-gereja. Selain itu, dia mendesak warga untuk berhati-hati dan meminta warganya untuk menahan diri dan tidak mengunjungi tempat-tempat yang dipenuhi dengan banyak orang.
– Presiden Belarusia kunjungi pangkalan militer Rusia
"Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengunjungi pangkalan militer tempat pasukan Rusia ditempatkan," kata kementerian pertahanan.
Dalam pertemuan tersebut, Lukashenko dan seorang perwakilan dari tentara Rusia membahas latihan militer bersama kedua negara.